Ketua 𝐋𝐀𝐌𝐑 𝐓𝐞𝐠𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐓𝐢𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐢 𝐀𝐝𝐚𝐭 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞𝐧𝐚
PEKANBARU- Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar upacara Tegak Tiang Panji Adat. Helat yang berlangsung di halaman Balai Adat Melayu Riau Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Selasa 04 Juni 2024, ini merupakan rangkaian milad ke-54 LAMR.
Prosesi Tegak Tiang Panji Adat ini ditandai dengan mengibarkan panji adat LAMR Kab/kota se-Riau, kemudian
penyembelihan kerbau. Pehelatan ini juga diisi dengan seni budaya tari zapin, silat, syair dan Randai Kuantan.
Tegak tiang panji adat ini mengadopsi togak tonggol di Langgam, Pelalawan. Khazana budaya Melayu ini sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2020. Tonggol dimiliki oleh perangkat adat yaitu batin, penghulu, dan ketiapan (pembantu batin).
Dalam elu-eluannya, Ketum Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri
H. Taufik Ikram Jamil, menyampaikan bahwa kerbau yang disembelih
dagingnya langsung dimasak dan dimakan bersama pada malamnya, di majelis zikir bersama sempena milakda ke-54 LAMR.
Pada kesempatan itu, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil juga menyebutkan rangkaian kegiatan pada Rabu (5/6/2024),akan dilaksanakan pemberian gelar adat kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana DR H Muhammad Ali. Adapun gelar yang diberikan yakni Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa.
“Pemberian gelar adat kepada KSAL ini berdasarkan usulan beberapa pihak dan lembaga,” jelas Datuk Seri Taufik Ikram Jamil.
Dalam petuah amanah Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA), Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf, mengatakan upacara tegak tiang panji adat bermakna marwah Bangsa Melayu dengan keragaman adat budaya dan tradisi harus tetap berdiri tegak.
“Runtuhnya marwah sama artinya dengan kehilangan identitas. Kehilangan identitas sama artinya dengan kehinaan. Itulah sebabnya bagi bangsa Melayu, bila marwah sudah diganggu maka sekuat tenaga akan tetap menegakkannya dengan cara apapun. Mujur Lalu Melintang Patah, lebih baik berputih tulang daripada berputih mata,” ujar Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf. (R)
Reporter RS Pekan Baru