Teks foto : Pemerintah Desa Pematang Obo Gelar Pelatihan 25 Keterampilan Dasar Kecakapan Kader Posyandu Integrasi Layanan Primer Tahun 2024
BATHIN SOLAPAN– Tingkatkan Layanan Kesehatan Masyarakat. Selasa 17 Desember 2024. Bertempat di Aula Kantor Desa Pematang Obo telah dilaksanakan Kegiatan Pelatihan Peningkatan kader Kesehatan, Pelatihan 25 Keterampilan Kader Posyandu Integritas Layanan Primer (ILP), yang di hadiri Kepala UPT Puskesmas Balai Makam (Pemateri).Perwakilan Pemerintah Desa, Ketua BPD,Barus,Pj kepala Desa Harzulkifli di wakili sekertaris desa,Wahyudi, dan sejumlah Perangkat desa setempat, ketua kader Posyandu, Nuridah, serta seluruh Kader Posyandu sebanyak 23 orang, dan tokoh agama, Ustadz Abdul Manab.
Tujuan pelatihan integrasi layanan primer (ILP) adalah untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang berbagai hal terkait ILP. Untuk mensukseskan Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP) salah satu yang harus direalisasikan adalah peningkatan Kapasitas Kader Posyandu sebagai garda terdepan kesehatan masyarakat.
Hari ini Pemdes Pematang Obo sedang menggelar pelatihan kader kesehatan supaya mempunyai 25 kompetensi dasar,” kata sekdes Wahyudi dalam kegiatan kick off Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP), Selasa 17 s/d 18 Desember 2024. Kegiatan tersebut di taja oleh Pemerintah Desa Pematang Obo Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis Riau.
25 pelatihan kompetensi tersebut dikelompokkan menjadi 5 kategori kompetensi yaitu Keterampilan Pengelolaan Posyandu, Keterampilan Bayi dan Balita, Keterampilan Ibu Hamil dan Menyusui, Keterampilan Usia Sekolah dan Remaja, Keterampilan Usia Dewasa dan Lansia.
Wahyudin juga menyebutkan hal tersebut adalah salah satu upaya untuk mendorong Puskesmas Pembantu (Pustu), Poliklinik Kesehatan Desa (PKD), dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lebih aktif dalam pemantauan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
”Misal posyandu yang pesertanya tidak datang, itu kemudian diidentifikasi kalau perlu kunjungan rumah untuk mengetahui penyebabnya."Wahyudi juga menambahkan bahwa ILP pada dasarnya mengubah paradigma fokus dalam bekerja dari paradigma program yang seakan terpisah-pisah menjadi paradigma siklus hidup.
”Program kita satukan dengan fokus paradigma siklus hidup, program-program akan terlihat secara berkesinambungan. Siklusnya dimulai dari calon pengantin, ibu (bumil) ibu bersalin (bulin), ibu nifas (bufas), ibu menyusui (busui), balita, batita dst."Pemerintah Desa Pematang Obo sangat mendorong kegiatan ini untuk terus mengupayakan dan mengoptimalkan kesehatan masyarakat."tutup sekdes Wahyudin.
Sementara itu petugas Puskesmas Balai Makam, NS.Sri Dahanum,S.KeP melalui materinya menjelaskan. ILP adalah salah satu dari 6 Pilar Transformasi Kesehatan yang dicanangkan oleh kementerian kesehatan sebagai bentuk penerjemahan reformasi pelayanan kesehatan nasional, Namun yang kita bahas hari ini hanya 5 pilar tersebut, adalah Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM." pungkasnya.
Kemudian ILP adalah upaya untuk mengoordinasikan dan menata berbagai layanan kesehatan primer berdasarkan siklus hidup. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi perseorangan, keluarga, dan masyarakat." Penguatan pelayanan kesehatan primer penting karena:
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun 2021 masih jauh dari target. Beban kesehatan masih tinggi. Sebagian besar kematian di Indonesia dapat dicegah."ujar Petugas Nakes UPT Puskesmas Balai Makam.Kegiatan tersebut di laksanakan selama dua hari.